Keluarga Henny
Every moment is awesome
Senin, 06 Juli 2015
Geografi Regional Indonesia: Provinsi Kalimantan Utara
Provinsi Kalimantan Utara
2.1.
Kondisi Umum Geografi
Provinsi Kalimantan Utara merupakan Provinsi
ke-34 di Indonesia dan merupakan provinsi termuda dari seluruh Provinsi yang
ada di Indonesia.
Ø
Provinsi Kalimantan Utara terdiri dari 4
Kabupaten 1 Kota yaitu :
·
Kabupaen Bulungan
·
Kabupaten Malinau
·
Kabupaten Nunukan
·
Kabupaten Tana Tidung
·
Kota Tarakan
2.1.1. Batas Wilayah
Ø
Letak geostrategis Provinsi Kalimantan Utara
berbatasan dengan :
·
Batas Utara
: Negara Malaysia Bagian Sabah
·
Batas Selatan : Kabupaten Kutai Barat, Kutai Timur, Kutai
Kertanegara Kan Kab. Berau Prov Kaltim
·
Batas Timur :
Laut Sulawesi
·
Batas Barat :
Negara Malaysia Bagian Serawak
Letak
Geografis Provinsi Kalimantan Utara memiliki lokasi yang sangat strategis dan
menguntungkan, karena daerahnya di lewati oleh alur pelayaran yang termasuk
dalam kategori Alur Laut Kawasan Indonesia II (ALKI II) yang sering di lewati
oleh kapal-kapal yang berlayar dari perairan Indonesia kealur pelayaran
internasional meliputi Kawasan Malaysia, Filipina, Brunei, Singapore dan
negara-negara ASEAN, serta negara-negara Asia Pasifik seperti Hongkong, China,
Korea Selatan dan Jepang.
Provinsi
Kalimantan Utara merupakan provinsi yang berbatasan langsung dengan negara
tetangga Malaysia, tepatnya dengan Bagian Sabah dan Serawak, Malaysia.Untuk
daerah daratan terdapat + 1.038 km garis perbatasan antaraProvinsi Kalimantan
Utara dengan Negara Malaysia.
2.1.2. Luas Wilayah
Ø
Luas wilayah adminsitratif : ± 75.467,70 Km2, terdiri dari :
·
Kabupaten Bulungan : +
13.925,72 Km2
·
Kabupaten Nunukan : + 13.841,90 Km2
·
Kabupaten Malinau : + 42.620,70 Km2
·
Kabupaten TanaTidung : + 4.828,58 Km2
·
Kota Tarakan :
+ 250,80 Km2
Ø
Provinsi Kalimantan Utara saat pemekaran pada
tanggal 25 Oktober 2012 saat UU No. 20 Tahun 2012 ditetapkan memiliki 38
kecamatan yang terdiri dari :
·
Kabupaten Bulungan : 10 Kecamatan
·
Kabupaten Nunukan : 9
Kecamatan
·
Kabupaten Malinau : 12 Kecamatan
·
Kabupaten TanaTidung : 3 Kecamatan
·
Kota Tarakan : 4 Kecamatan
2.13.
Sejarah Pemekaran Kalimantan Utara
Terbentuknya
Provinsi Kalimantan Utara yang disingkat menjadi Kaltara, melalui proses
panjang yang diwacanakan sejak tahun 2000. Provinsi Kaltara secara resmi
terbentuk sejak ditandatanganinya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2012 tentang
Pembentukan Provinsi Kalimantan Utara pada tanggal 16 November 2012 oleh
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
RUU pembentukan
Provinsi Kalimantan Utara ini sebelumnya telah disetujui oleh Rapat Paripurna
DPR pada 25 Oktober 2012 untuk disahkan menjadi undang-undang (UU). Sejak
terbit UU No. 20 Tahun 2012 maka resmi terbentuk Provinsi Kalimantan Utara sebagai
provinsi ke 34 di Indonesia. Pada tanggal 22 April 2013 Penjabat Gubernur
Kalimantan Utara yaitu Irianto Lambrie dilantik oleh Menteri Dalam Negeri
Gamawan Fauzi di Jakarta.
Tujuan
pembentukan provinsi ini adalah untuk mendorong peningkatan pelayanan dibidang
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, memperpendek rentang kendali (span
of control) pemerintahan, terutama di kawasan perbatasan. Pemerintah Pusat
berharap dengan adanya pemerintahan provinsi, permasalahan di perbatasan utara
Kalimantan dapat langsung dikontrol dan dikendalikan oleh pemerintah pusat dan
daerah. Diharapkan juga dengan adanya Provinsi Kaltara dapat meningkatkan
perekonomian warga Kalimantan Utara yang berada di dekat perbatasan dengan
negara-negara tetangga.
Pada saat dibentuknya,
wilayah Kaltara terbagi 5 wilayah administrasi yang terdiri atas 1 kota dan 4
kabupaten yakni Kota Tarakan, Kabupaten Bulungan, Malinau, Nunukan, dan
Kabupaten Tana Tidung. Seluruh wilayah tersebut sebelumnya merupakan bagian
dari wilayah Kalimantan Timur. Berdasarkan bunyi Pasal 7 Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2012, Kaltara beribukota Tanjung Selor yang berada di Kabupaten Bulungan.
Terdapat
5 alasan penting sebagai bahan pertimbangan pembentukan Provinsi
Kalimantan Utara (Kaltara):
- Wilayah Provinsi Kalimantan Timur luas kurang lebih 1 ½ kali luas Pulau Jawa + Madura. Luasnya wilayah ini berakibat rentang kendali pemerintahan belum optimal sehingga pembangunan secara holistik untuk kesejahteraan rakyat tidak terwujud terutama di daerah pedalaman dan perbatasan (data BPS Tahun 2008 kemiskinan mencapai angka 9,51%).
- Kesejahteraan warga perbatasan hingga saat ini sangat memprihatinkan, yang dapat berimplikasi ke masalah Ekonomi, Politik, Sosial, Budaya, Ketahanan dan Keamanan. (Epoleksosbudhankam).
- Belum adanya keseimbangan faktor geografi, demografi, intellektual capital dan natural capital.
- Provinsi Kaltara sudah merupakan kebutuhan NKRI untuk membantu pemerintah mengatasi persoalan perbatasan dalam arti luas (tidak terulang lagi kasus Sipadan dDan Ligitan).
- Terdapat 500.000 penduduk Indonesia di Sabah dan Serawak 217.000 diantaranya ilegal dan rentan penyiksaan, perkosaan, kerja paksa, dan lain sebagainya, dimana terdapat setidaknya 45.000 anak –anak Indonesia tidak bisa bersekolah di Negeri Jiran itu. Dari jumlah itu sebanyak 40% - 50% berasal dari embarkasi Nunukan.
2.1.4. Pembagaian Wilayah
Ø
Kabupaten
Bulungan
Kabupaten
Bulungan adalah kebupaten induk bagi semua wilayah di Kalimantan Utara sebelum
tahun 1997 yang memekarkan Kota Tarakan dan tahun 1999 memekarkan Kabupaten
Malinau dan Kabupaten Nunukan serta tahun 2007 pemekaran terakhir yaitu
Kabupaten Tana Tidung. Kabupaten kecil dengan luas 18.010,50 km² dan penduduk
135.915 jiwa pada tahun 2011 serta berpusat di Kecamatan Tanjung Selor. Bulungan
juga merupakan daerah yang dicanangkan sebagai ibukota calon provinsi
Kalimantan Utara, tetapi memiliki fasilitas dan penunjang yang serba
kekurangan, sehingga membuat Kecamatan Pulau Bunyu yang merasa kurang
diperhatikan dan ingin memisahkan diri serta bergabung dengan Kota Tarakan,
yang dianggap lebih dekat dengan Pulau Bunyu.
Ø Kabupaten
Nunukan
Kabupaten
Nunukan adalah kabupaten terbesar kedua setelah Kota Tarakan dengan penduduk
140.842 jiwa pada tahun 2010 dengan luas wilayah 14.493 km² yang berpusat di
Pulau Nunukan Timur tepatnya di Kecamatan Nunukan. Kabupaten Nunukan merupakan
kabupaten yang berbatasan darat maupun laut dengan negara bagian Malaysia yaitu
Sabah dan Sarawak, setiap harinya di Pelabuhan Tunon Taka yang merupakan
pelabuhan yang dikelola BUMN atau lebih tepatnya dikelola PT. Pelindo IV selalu
dipadati penumpang yang pada umunya berdagang dan sebagian lagi Tenaga Kerja
Indonesia yang berpergian ke Tawau, Sabah, Malaysia Timur. Nunukan juga memili
bandar udara domestik yang akan dicalonkan sebagai bandar udara internasional
yaitu Bandar Udara Nunukan sebagai bandara terbesar kedua di Kalimantan Utara.
Ø
Kabupaten
Malinau
Kabupaten
Malinau merupakan kabupaten terluas di Kalimantan utara dengan luas 39.799,90
km² serta berpenduduk terkecil kedua setelah Kabupaten Tana Tidung yaitu 62.423
jiwa. Malinau berpusat di Kecamatan Malinau Kota yang berpenduduk sekitas 50%
dari jumlah dari jumlah penduduk total. Kabupaten Malinau berada di wilayah
pedalaman yang pada umumnya merupakan pemukiman bagi Suku Tidung dan Suku
Dayak. Malinau juga merupakan satu dari dua kabupaten yang berbatasan langsung
dengan negara tetangga yaitu Malaysia. Kabupaten tersebut juga memiliki satu
bandar udar domestik yaitu Bandar Udara Kolonel Robert Atty Bessing dan banyak
bandar udara perintis perbatasan salah satunya yaitu Bandar Udara Long Apung.
Ø
Kabupaten
Tana Tidung
Kabupaten
Tana Tidung merupakan kabupaten termuda, terkecil serta berpenduduk tersedikit
di Kalimantan Utara, yang berada di arus Sungai Sesayap dan berpenduduk 22.503
jiwa pada tahun 2011 dengan luas wilayah 4.828,58 km². Tana Tidung sama seperti
Kabupaten Malinau yang pada umumnya berpenduduk Suku Tidung namun sangat jarang
Suku Dayak tetapi yang terdapat hanyalah Suku Berushu.
Kota
Tarakan merupakan pusat perekonomian dan jasa terbesar di wilayah utara
Kalimantan Timur dengan jumlah penduduk terbesar 239.787 jiwa pada tahun 2011
di pulau kecil dengan luas 250,80 km² dan kepadatan hampir mencapai 1.000 jiwa
per/km². Tarakan juga merupakan pusat transportasi udara maupun laut di
Kalimantan Utara, Bandar Udara Juwata merupakan bandar udara berstatus
internasional terbesar di wilayah Kalimantan Utara dengan rata-rata penumpang
per/tahun mencapai 1 juta penumpang, dan Pelabuhan Malundung juga merupakan
pelabuhan terbesar di Kalimantan Utara yang dikelola oleh PT. Pelindo IV. Kota
Tarakan juga memiliki beberapa pelabuahan kecil lainnya seperti Pelabuhan
Tengkayu I dan II serta Pelabuhan Ferry Juata Laut.
2.2. Kondisi Alam Provinsi Kalimantan Utara (Kabupaten
Bulungan)
2.2.1 Iklim
Komponen iklim adalah curah hujan
(jumlah curah hujan tahunan, bulanan, hari hujan), suhu udara, kelembaban,
penyinaran matahari. Iklim merupakan komponen penting dalam menentukan
keberhasilan produksi pertanian, khususnya tanaman pangan di suatu
daerah/wilayah. Bagi tanaman pangan, khususnya curah hujan sangat diperlukan
untuk menentukan waktu tanam dan waktu panen, serta proses pasca panen.
Terjadinya penyimpangan iklim akan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya hasil,
dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, misalnya serangan
hama dan penyakit. Oleh karena itu pengetahuan iklim dari suatu daerah/wilayah
sangat penting untuk diketahui.
Jumlah
curah hujan dan distribusi curah hujan mempunyai hubungan yang erat dengan petumbuhan tanaman dan potensi hasil. serta distribusinya yang optimal, berbeda untuk setiap jenis tanaman. Demikian halnya jumlah
curah hujan yang diperlukan setiap fase pertumbuhan berbeda, umumnya menjelang
saat panen jumlah curah hujan, lebih sedikit dibanding pada saat fase
pertumbuhan aktif.
Di Indonesia, pada umumnya tanaman padi ditanam pada
musim hujan, karena pengairannya tergantung air hujan. Di wilayah Asia
Tenggara, umumnya tanaman padi berkembang pada daerah-daerah dengan jumlah
curah hujan 1150 mm, yang tersebar selama lima bulan (IRRI, 1976). Kalau
dihitung dari jumlah tersebut, rata-rata jumlah hujan per bulan ada 250 mm.
2.2.2. Geologi dan Geomorfologi
Secara
umum bentuk lahan di Kabupaten Bulungan didominasi oleh bentuk lahan yang datar
hingga berbukit-bukit yang ditandai dengan banyaknya gunung, tebing yang terjal
dan kemiringan lahan yang tajam. Ketinggian wilayah semakin ke Barat Daya
semakin meningkat, sehingga mencapai di atas 300 m di atas permukaan laut
dengan kemiringan bervariasi 16-25 %, 26-40 % dan 41-60 %. Sebaliknya semakin
ke timur ketinggian wilayah semakin rendah hingga kurang dari 2 m di atas
permukan laut dengan kemiringan lahan sampai kurang dari 2%.
2.2.3 Jenis Tanah
Jenis tanah di Kabupaten Bulungan
didominasi oleh jenis tanah alluvial, podzolik merah kuning dan latosol.
2.3. Kondisi Manusia Kalimantan Utara
2.3.1.
Demografi dan Kependudukan
Pada
saat terbitnya Undang Undang Nomor 20 Tahun 2012 jumlah penduduk Provinsi Kalimantan
Utara berjumlah + 692.163 jiwa, dengan kepadatan
penduduk + 10 Jiwa/Km. Saat ini (Awal November 2013) setelah terbentuk dan
berjalannya roda Pemerintahan Provinsi Kalimantan Utara selama kurun waktu
+ 1 (satu) tahun sejak di ditetapkannya UU No, 20 Tahun 2012 tentang
Pembentukan Provinsi Kalimantan Utara, maka terjadi peningkatan jumlah penduduk
sebesar 30.842 jiwa atau sebesar 4,45 % jiwa sehingga jumlah penduduk
menjadi sebanyak 723.005 jiwa, dengan rincian sebagai berikut :
- Kabupaten Bulungan : + 150.997 jiwa
- Kabupaten Malinau : + 83.339 jiwa
- Kabuapaten Nunukan : + 220.257 jiwa
- Kabupaten Tana Tidung : + 28.439 jiwa
- Kota Tarakan : + 239.973 jiwa
Penduduk
Provinsi Kalimantan Utara adalah heterogen (majemuk) yang terdiri dari berbagai
suku. Secara garis besar penduduk Provinsi Kalimantan Utara terdiri dari :
- Suku Dayak
- Suku Tidung
- Suku Bulungan
- Suku Banjar
- Suku Bugis
- Suku Jawa
- Suku Sunda, NTT, NTB dan lain-lain.
- Etnis China
Agama :
1. Islam : 75,1 %
2. Protestan : 20,4 %
3. Katolik : 2,6%
4. Budha : 1,7%
5. Hindu : 0,05%
6. Kong
hu cu : 0,15%
2.3.2.
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi di sejumlah wilayah unggulan di provinsi baru, Provinsi Kalimantan
Utara terus meningkat dan berada di level yang cukup tinggi, bahkan melebihi
pertumbuhan ekonomi nasional. Dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, pada
tahun 2009 hingga 2011 laju pertumbuhan ekonomi cenderung mengalami peningkatan
di Kabupaten Nunukan, Malinau, Bulungan, Tana Tidung, dan Kota Tarakan.
Sehubungan
dengan baru terbentuknya Provinsi Kalimantan Utara maka gambaran pertumbuhan
ekonomi dengan kondisi real daerah Provinsi Kalimantan Utara, akan tetapi
secara umum dapat dilihat pertumbuhan ekonomi dan PDRBnya dengan cara mengacu
Buku PDRB Provinsi Kalimantan Timur dan dipilih untuk 5 daerah yang ada di
Provinsi Kalimantan Utara maka dapat dikatakan bahwa pada akhir tahun
2012 sebagai berikut :
1. Pertumbuhan Ekonomi : + 3,95 %,
2. PDRB Tanpa Migas ( harga berlaku) :
+ Rp. 16,9 Trilyun
3. PDRB dengan Migas (harga berlaku) : + Rp. 18,3 Trilyun
4. Income Perkapita : +
Rp.2.150.000/bln
5. Angka kemiskinn :
+ 11,01 %
Rata-rata
laju pertumbuhan ekonomi paling tinggi terjadi di Kabupaten Malinau sebesar
11,40%. Diikuti 6,78% di Kabupaten Nunukan, 6,73% di Kota Tarakan, 5,80% di
Kabupaten Bulungan serta 5,34% di Kota Tarakan. Melihat pertumbuhan ekonomi
tersebut, diharapkan dengan terbentuknya Provinsi Kalimantan Utara, lima daerah
ini mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi diatas 6% (sama dengan diatas
tingkat pertumbuhan ekonomi nasional). Apalagi rentang kendali aktivitas
ekonomi lima daerah ini sudah ditangani oleh Pemerintah Provinsi. Sehingga, ini
menjadi tombak besar pemicu pertumbuhan ekonomi baru di Kalimantan Utara
termasuk wilayah perbatasan.
Selain
pertumbuhan ekonomi, yang menjadi tugas besar pemerintah Provinsi Kaltara
adalah penurunan pengangguran. Sesuai data BPS Kaltim, kondisi
ketenagakerjaan tahun 2012 di Kaltara sebagai berikut. Jumlah penduduk yang
bekerja di Kota Tarakan sebesar 86.052 jiwa, Kabupaten Malinau sebesar 30.045
jiwa, Kabupaten Bulungan sebesar 49.210 jiwa, dan Kabupaten Nunukan
sebesar 63.159 jiwa. Peringkat terendah untuk jumlah penduduk yang bekerja
terendah adalah di Kabupaten Tana Tidung
yang sebesar 6.590 jiwa.
Hal yang
sama juga terjadi pada jumlah penduduk yang menganggur. Tingkat
pengangguran tertinggi terjadi di Kabupaten Nunukan sebesar 11,83%. Diikuti
dengan Kabupaten Malinau 9,23%, Kabupaten Bulungan 8,90%, Kabupaten TanaTidung
8,80%, serta Kota Tarakan 8,26%. Sehingga, perlu ada upaya Provinsi Kalimantan
Utara untuk peningkatan investasi yang berdampak besar terhadap penyerapan
tenaga kerja untuk masyarakatnya.
2.3.3. Potensi Daerah
Potensi Sumber Daya Alam
Potensi
sumber daya alam Kaltara melimpah. Salah satunya Taman Nasional Kayan Mentarang
yang melintasi wilayah Kabupaten Nunukan dan Malinau dengan luas sekitar 1,35
juta hektar dan terletak di dalam wilayah Kecamatan Kayan Hilir, Pujungan,
Krayan, Mentarang, dan Lumbis. Taman nasional ini berbentuk panjang dan
menyempit, dan mengikuti batas internasional dengan Negara bagian Sabah dan
Serawak, Malaysia.
· Perkebunan
Potensi
perkebunan berupa perkebunan kelapa sawit, perkebunan cokelat, perkebunan kopi
dan lain-lain.
Terdapat
beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit yang tersebar di 4 (empat)
kabupaten dalam Provinsi Kalimantan Utara. Beberapa perusahaan tersebut antara
lain : PT. Sanggam Kahuripan Indonesia, PT. Inti Selaras Perkasa, PT. Sentosa
Sukses Utama dan lain-lain.
·
Kehutanan
Terdiri
dari hutan konservasi (Hutan Lindung) dan ada hutan yang dapat dibudidayakan
(Kawasan Budidaya Kehutanan dan Kawasan Budidaya Non Kehutanan). Terdapat
beberapa perusahaan IUPHHK (Izin Usaha Pengelolaan Hasil Hutan
Kayu) yang bekerja di wilayah Provinsi Kalimantan Utara.
Terdapat
juga hutan yang dilindungi dan dikenal di seluruh dunia yaitu Hutan Lindung
Kayan Mentarang yang luasnya + 1,5 juta Ha, yang terletak di 2 Kabupaten
yaitu Kabupaten Malinau dan Kabupaten Nunukan. Hutan ini juga dikenal dengan
julukan sebagai “Heart of Borneo“
·
Perikanan dan Kelautan
Hasil
laut dan tambak berupa ikan, udang, budi daya rumput laut dan hasil laut
lainnya.
Terdapat
beberapa perusahaan yang bergerak disektor perikanan dan kelautan, termasuk
yang bergerak di pertambakan udang.
Komoditi Udang dari wilayah Provinsi Kalimantan
Utara sudah terkenal bahkan sampai keluar negeri, dan dikenal dengan Udang
Borneo atau “Borneo Shrimp“.
· Pariwisata
Potensi
wisata di Kabupaten Nunukan antara lain
wisata alam Pantai Batu Lemampu, Puncak Bukit Batu Sicien, Air Terjun Ruab
Sebiling, dan Air Terjun Binusan serta wisata budaya musik dan tari bambu
tradisional.
Sedangkan
di Kabupaten
Malinau, potensi wisatanya antara lain Air Terjun Taras, Air
Terjun Marthin Billa, Batu Ujang-ujang, arus liar Sungai Tugu dan Sungai
Bahaowulu, air panas Semolon, dan wisata eko di Taman Nasional Kayan Mentarang
serta wisata budaya di Desa Long Ampung, Long Nawang, dan Desa Samburudut.
Produk khas Malinau antara lain tas rajutan, keripik buah, dan madu asli
Malinau.
Potensi
wisata di Kabupaten Tana Tidung Gunung
Rian di Desa Safari Rian Kecamatan Sasayap yang berhutan lindung luas dengan
Air Terjun Rian-nya, Batu Mapan yang dinilai keramat di Km 6 Tidung Pale,
sumber air panas di Mantalapan, Air Terjun Bikis, dan menyusuri Sungai Sesayap
dengan perahu menikmati hutan lindung di sepanjang Sesayap serta wisata budaya
melihat adat istiadat dan kebudayaan Suku Tidung.
Di Kota
Tarakan sendiri potensi wisatanya antara lain Pantai Amal di
Kampung empat, 11 Km dari pusat kota, Wana Wisata Persemaian di daerah Juata,
bunker dan gudang museum peninggalan Belanda, Tugu Australia, Tugu Perabuan di
Jalan Markoni, dan Meriam Perang bekas peninggalan Belanda di Jalan Sumatra,
depan Wisma Patra.
Sedangkan
di Kabupaten
Bulungan, potensi arung jeram di Sungai Giram dan Sungai Kayan,
Air Terjun Long Pin, Sumber Air Panas Sajau, Gunung Putih, Air Terjun
Idaman KM 18, Pulau Burung, Pantai Tanah Kuning, Pantai Nibung, Pantai Nibung
yang berpasir putih, dan Pantai Bahari Karang Tigau di Desa Tanah Kuning yang
juga berpasir serta oleh-oleh khas Tidung Pale yaitu madu asli dan udang
sungai.
·
Pertanian
Potensi
pertanian berupa padi sawah, padi ladang, jagung, kedelai dan sebagainya.
Terdapat perusahaan besar yang menanamkan investasinya
di sektor pertanian berupa pertanian tanaman padi dan palawija, seperti PT.
Sang Hyang Sri, PT.Nusa Agro Mandiri (PT. Solaria) dan lain-lain.
Di Kabupaten Bulungan terdapat Kawasan
pertanian terpadu yang dikenal dengan sebutan Delta Kayan Food Estate dengan
luas lahan + 50.000 Ha.
2.3.4. Kebudayaan
Provinsi
Kalimantan Utara memiliki kebudayaan seperti :
·
Rumah Adat Baloy
·
Senjata tradisional Mandau
·
Lagu daerah Babilin
2.4. Analisis Wilayah Provinsi Kalimantan Utara
Terbentuknya Provinsi
Kalimantan Utara yang disingkat menjadi Kaltara, melalui proses panjang yang
diwacanakan sejak tahun 2000. Provinsi Kaltara secara resmi terbentuk sejak
ditandatanganinya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2012 tentang Pembentukan
Provinsi Kalimantan Utara pada tanggal 16 November 2012 oleh Presiden RI Susilo
Bambang Yudhoyono.
Tujuan
pembentukan provinsi ini adalah untuk mendorong peningkatan pelayanan dibidang
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, memperpendek rentang kendali (span
of control) pemerintahan, terutama di kawasan perbatasan. Pemerintah Pusat
berharap dengan adanya pemerintahan provinsi, permasalahan di perbatasan utara
Kalimantan dapat langsung dikontrol dan dikendalikan oleh pemerintah pusat dan
daerah. Diharapkan juga dengan adanya Provinsi Kaltara dapat meningkatkan
perekonomian warga Kalimantan Utara yang berada di dekat perbatasan dengan
negara-negara tetangga.
Potensi
sumber daya alam Kaltara melimpah. Salah satunya Taman Nasional Kayan Mentarang
yang melintasi wilayah Kabupaten Nunukan dan Malinau dengan luas sekitar 1,35
juta hektar dan terletak di dalam wilayah Kecamatan Kayan Hilir, Pujungan,
Krayan, Mentarang, dan Lumbis. Taman nasional ini berbentuk panjang dan
menyempit, dan mengikuti batas internasional dengan Negara bagian Sabah dan
Serawak, Malaysia.
Provinsi
Kalimantan Utara belum memiliki Tata Ruang Wilayah Provinsi sendiri, namun
masih mengikuti Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Secara bertahap
nantinya Provinsi Kalimantan Utara akan mempunyai Tata Ruang Wilayah Provinsi
sendiri yang terpisah dengan Provinsi Kalimantan Timur. Langkah-langkah yang
telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara adalah berperan aktif
dalam setiap rapat mengenai tata ruang wilayah yang undangannya digagas oleh
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
Pertumbuhan
ekonomi di sejumlah wilayah unggulan di provinsi baru, Provinsi Kalimantan
Utara terus meningkat dan berada di level yang cukup tinggi, bahkan melebihi
pertumbuhan ekonomi nasional. Dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, pada
tahun 2009 hingga 2011 laju pertumbuhan ekonomi cenderung mengalami peningkatan.
Rata-rata laju pertumbuhan ekonomi paling tinggi terjadi di Kabupaten Malinau
sebesar 11,40%. Diikuti 6,78% di Kabupaten Nunukan, 6,73% di Kota Tarakan,
5,80% di Kabupaten Bulungan serta 5,34% di Kota Tarakan. Melihat pertumbuhan
ekonomi tersebut, diharapkan dengan terbentuknya Provinsi Kalimantan Utara,
lima daerah ini mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi diatas 6% (sama
dengan diatas tingkat pertumbuhan ekonomi nasional). Apalagi rentang kendali
aktivitas ekonomi lima daerah ini sudah ditangani oleh Pemerintah Provinsi.
Sehingga, ini menjadi tombak besar pemicu pertumbuhan ekonomi baru di Kalimantan
Utara termasuk wilayah perbatasan.
2.5
Analisis Perencanaan Wilayah Provinsi Kalimantan Utara
Kalimantan
Utara sebagai provinsi baru yang belum genap berusia 2 tahun sejak tanggal
pengesahannya pada tanggal 16 November 2012, sudah memiliki memiliki prestasi
yang cukup baik. Jika menilik tujuan pembentukan provinsi Kalimantan Utara
yaitu untuk mendorong peningkatan pelayanan dibidang pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan, memperpendek rentang kendali (span of
control) pemerintahan, terutama di kawasan perbatasan. Pemerintah Pusat
berharap dengan adanya pemerintahan provinsi, permasalahan di perbatasan utara
Kalimantan dapat langsung dikontrol dan dikendalikan oleh pemerintah pusat dan
daerah. Diharapkan juga dengan adanya Provinsi Kaltara dapat meningkatkan
perekonomian warga Kalimantan Utara yang berada di dekat perbatasan dengan
negara-negara tetangga. Ternyata terdapat kurang maksimalnya pemerintahan
Kalimantan Timur untuk daerah-daerah yang saat ini menjadi daerah provinsi
Kalimantan Utara.
Jika dilihat
dari potensi sumber daya alamnya, Kalimantan Utara memiliki potensi yang sangat
positif untuk menjadi provinsi yang maju. Terdapat potensi perkebunan dengan
beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit, potensi pertanian dan ada banyak
perusahaan yang menanamkan investasinya di sektor pertanian padi dan palyja,
potensi kehutanan, potensi perikanan dan kelautan, juga memiiki potensi
pariwisata yang tersebar di 4 kabupaten dan 1 kota. Dengan seluruh provinsi
tersebut seharusnya pemerintah Kalimantan Utara dapat meminimalisir
kesengsaraan masyarakat Kalimantan Utara yang tinggal diperbatasan. Seperti
yang telah kami bahas sebelumnya, salah satu alasan penting terbentuknya
Klimantan Utara adalah ternyata terdapat 500.000 penduduk Indonesia di Sabah
dan Serawak 217.000 diantaranya ilegal dan rentan penyiksaan, perkosaan, kerja
paksa, dan lain sebagainya, dimana terdapat setidaknya 45.000 anak –anak
Indonesia tidak bisa bersekolah di Negeri Jiran itu. Dari jumlah itu sebanyak
40% - 50% berasal dari embarkasi Nunukan.
Ditambah dengan
pertumbuhan ekonomi yang cukup baik, dengan pertumbuhan ekonomi yang terus
meningkat dan berada di level yang cukup tinggi, bahkan melebihi pertumbuhan
ekonomi nasional. Provinsi Kalimantan Utara sebenarnya dapat menjadi provinsi
yang lebih produktif dengan mengembangkan segala potensi sumber daya alam yang
ada, menumbuhkan lapangan-lapangan kerja dengan melibatkan potensi sumber daya
alam yang ada seperti mendirikan lebih banyak lagi industri perkebunan kelapa
sawit namun tidak melupakan konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan. Sama
halnya dengan potensi perikanan dan pertanian, pemerintah dapat
mengembangkannya dengan melibatkan masyarakat Kalimanan Utara. Dalam jangka
panjang, hasil produksi dapat di expor dan hal tersebut tentu meningkatkan
pendapatan daerah juga meningkatkan kesejahteraan rakyat karena banyaknya lapangan
peerjaan yang terdaoat di Kalimantan Utara.
Dalam
potensi alam yang lainnya seperti pariwisata. Terdapat banyak sekali sektor
pariwisata yang tersebar di wilayah Kalimantan Utara. Hal ini seharusnya dapat
menjadi sumber pendapatan bagi daerah maupn masyarakat. Terdapat pula penjualan
berbagai produk khas daerah-daerah yang terdapat di Kalimantan Utara. Jika
pemerintah memberi sarana prasarana lebih untuk meunjang pariwisata yang
terdapat di Kalimantan Utara, hal ini sangat berdampak baik bagi perumbuhan
ekonomi juga kesejahteraan rakyat di wilayah Kalimantan Utara.
Dalam
bidang lainnya seperti pendidikan, pemerintah Kalimantan Utara juga harus
mencanangkan program pendidikan yang ditujukan untuk meningkatkan mutu
pendidikan di wilayah Kalimantan Utara. Hal ini juga sangat penting, dan
memiliki dampak jangka panjang. Karena seperti yang kita ketahui sebelumnya
terdapat setidaknya 45.000 anak –anak Indonesia tidak bisa bersekolah di Negeri
Jiran. Dari jumlah itu sebanyak 40% - 50% berasal dari embarkasi Nunukan.
Langganan:
Postingan (Atom)